Popular posts

Asep Mukhlis M Abdulmanan On 4 Nov 2012


A. Pengertian Tsunami
a.Tsunami berasal dari bahasa Jepang yang terdiri dari 2 kata, yaitu tsu (pelabuhan) dan nami (gelombang). Tsunami berarti “ombak besar di pelabuhan” adalah perpindahan badan air yang disebabkan oleh perubahan permukaan laut secara vertikal dengan tiba-tiba. Istilah tsunami muncul setelah gempa besar 15 Juni 1896, yang menimbulkan tsunami besar melanda kota pelabuhan Sanriku dan menewaskan 22.000 orang serta merusak pantai timur Honshu sepanjang 280 km.
b.Tsunami adalah gelombang transien yang disebabkan oleh gempa tektonik ataupu oleh letusan gunung berapi dasar laut. Tsunami berasal dari bahasa jepang yang berarti gelombang pelabuhan (karena sering menyerang pelabuhan dan pesisir pantai Jepang) Nama lain yang sering digunakan untuk Tsunami adalah gelombang pasang (Tidal Waves).
B. Proses Terjadinya Tsunami
Tsunami dapat terjadi jika terjadi gangguan yang menyebabkan perpindahan sejumlah besar air, seperti letusan gunung apigempa bumilongsormaupun meteor yang jatuh ke bumi. Namun, 90% tsunami adalah akibat gempa bumi bawah laut. Dalam rekaman sejarah beberapa tsunami diakibatkan oleh gunung meletus, misalnya ketika meletusnya Gunung Krakatau.
Gerakan vertikal pada kerak bumi, dapat mengakibatkan dasar laut naik atau turun secara tiba-tiba, yang mengakibatkan gangguan keseimbangan air yang berada di atasnya. Hal ini mengakibatkan terjadinya aliran energi air laut, yang ketika sampai di pantai menjadi gelombang besar yang mengakibatkan terjadinya tsunami.
Kecepatan gelombang tsunami tergantung pada kedalaman laut di mana gelombang terjadi, dimana kecepatannya bisa mencapai ratusan kilometer per jam. Bila tsunami mencapai pantai, kecepatannya akan menjadi kurang lebih 50 km/jam dan energinya sangat merusak daerah pantai yang dilaluinya. Di tengah laut tinggi gelombang tsunami hanya beberapa cm hingga beberapa meter, namun saat mencapai pantai tinggi gelombangnya bisa mencapai puluhan meter karena terjadi penumpukan masa air. Saat mencapai pantai tsunami akan merayap masuk daratan jauh dari garis pantai dengan jangkauan mencapai beberapa ratus meter bahkan bisa beberapa kilometer.
Gerakan vertikal ini dapat terjadi pada patahan bumi atau sesar. Gempa bumi juga banyak terjadi di daerah subduksi, dimana lempeng samudera menelusup ke bawah lempeng benua.
Tanah longsor yang terjadi di dasar laut serta runtuhan gunung api juga dapat mengakibatkan gangguan air laut yang dapat menghasilkan tsunami. Gempa yang menyebabkan gerakan tegak lurus lapisan bumi. Akibatnya, dasar laut naik-turun secara tiba-tiba sehingga keseimbangan air laut yang berada di atasnya terganggu. Demikian pula halnya dengan benda kosmis atau meteor yang jatuh dari atas. Jika ukuran meteor atau longsor ini cukup besar, dapat terjadi megatsunami yang tingginya mencapai ratusan meter.
Gempa yang menyebabkan tsunami
§  Gempa bumi yang berpusat di tengah laut dan dangkal (0 - 30 km)
§  Gempa bumi dengan kekuatan sekurang-kurangnya 6,5 Skala Richter
§  Gempa bumi dengan pola sesar naik atau sesar turun
C. Penyebab Tsunami
Tsunami dapat diakibatkan beberapa hal, yaitu :
1. Gerakan lempeng bumi di bawah laut.
Gerakan lempeng bumi yang naik atau turun tiba-tiba akan mempengaruhi keseimbangan air laut sehingga tercipta gelombang tsunami.
2. Letusan gunung api di laut.                                                     
Getaran akibat letusan gunung api akan menimbulkan tsunami dengan skala lebih kecil. tsunami di banten dan Lampung yang terjadi tahun 1883 adalah akibat meletusnya Gunung Krakatu.
3. Longsor bawah laut.
Longsor yang terjadi dibawah laut juga dapat menimbulka gelombang tsunami, karena volume longsor akan mendorong air membentuk gelombang.
Gelombang tsunami dapat merambat ke segala arah. Tenaga yang dikandung dalam tsunami adalah tetap terhadap fungsi ketinggian dan kelajuannya. Di laut dalam, sunami dapat merambat dengan kecepatan 500-1000 km per jam. Ketinggian gelombang di laut dalam hanya sekitar 1 meter. Ketika mendekati pantai, kecepatan tsunami menurun hingga sekitar 30 km per jam, namun ketinggiannya sudah meningkat hingga mencapai 30 meter atau lebih. Hantaman gelombang Tsunami bisa masuk hingga puluhan kilometer dari bibir pantai. Kerusakan dan korban jiwa yang terjadi karena Tsunami bisa diakibatkan karena hantaman air maupun material yang terbawa oleh aliran gelombang tsunami.
Dampak negatif yang diakibatkan tsunami adalah merusak apa saja yang dilaluinya. Bangunan, tumbuh-tumbuhan, dan mengakibatkan korban jiwa manusia serta menyebabkan genangan, pencemaran air asin lahan pertanian, tanah, dan air bersih.
D. Upaya atau Usaha Penanggulangan Bencana Tsunami

  1. Peningkatan kewaspadaaan dan kesiapsiagaan terhadap bahaya tsunami.
  2. Pendidikan kepada masyarakat terutama yang tinggal di daerah pantai tentang bahaya tsunami.
  3. Pembangunan Tsunami Early Warning System (Sistem Peringatan Dini Tsunami).
  4. Pembangunan tembok penahan tsunami pada garis pantai yang beresiko.
  5. Penanaman mangrove serta tanaman lainnya sepanjang garis pantai untuk meredam gaya air tsunami.
  6. Pembangunan tempat-tempat evakuasi yang aman disekitar daerah pemukiman yang cukup tinggi dan mudah dilalui untuk menghindari ketinggian tsunami.
  7. Peningkatan pengetahuan masyarakat lokal khususnya yang tinggal di pinggir pantai tentang pengenalan tanda-tanda tsunami cara-cara penyelamatan diri terhadap bahaya tsunami.
  8. Pembangunan rumah yang tahan terhadap bahaya tsunami.
  9. Mengenali karakteristik dan tanda-tanda bahaya tsunami.
  10. Memahami cara penyelamatan jika terlihat tanda-tanda akan terjadi tsunami.
  11. Meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan dalam menghadapi tsunami.
  12. Melaporkan secepatnya jika mengetahui tanda-tanda akan terjadinyan tsunami kepada petugas yang berwenang : Kepala Desa, Polisi, Stasiun Radio, SATLAK PB maupun institusi terkait
  13. Melengkapi diri dengan alat komunikasi.

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments