Asep Mukhlis M Abdulmanan
On 30 Mei 2014
Saturnus
merupakan planet terbesar ke dua setelah Jupiter, diameternya sekitar 120.200
km, periode rotasinya sekitar 10 jam 14 menit, dan revolusinya sekitar 29,5
tahun. Planet ini mempunyai tiga cincin tipis yang arahnya selalu sejajar
dengan ekuatornya, yaitu Cincin Luar (diameter 273.600 km), Cincin Tengah
(diameter 152.000 km), dan Cincin Dalam (diameter 160.000 km). Antara Cincin
Dalam dengan permukaan Saturnus dipisahkan oleh ruang kosong yang berjarak
sekitar 11.265 km. Planet Saturnus mempunyai atmosfer sangat rapat terdiri atas
hidrogen, helium, metana, dan amoniak. Planet Saturnus mempunyai satelit alam
berjumlah sekitar 11 satelit, diantaranya Titan, Rhea, Thetys, dan Dione.
Saturnus memiliki kerapatan yang rendah karena sebagian besar zat penyusunnya
berupa gas dan cairan. Inti Saturnus diperkirakan terdiri dari batuan padat
dengan atmosfer tersusun atas gas amonia dan metana, hal ini tidak memungkinkan
adanya kehidupan di Saturnus.
Cincin Saturnus sangat unik, terdiri beribu-ribu cincin yang mengelilingi
planet ini. Bahan pembentuk cincin ini masih belum diketahui. Para ilmuwan
berpendapat, cincin itu tidak mungkin terbuat dari lempengan padat karena akan
hancur oleh gaya sentrifugal. Namun, tidak mungkin juga terbuat dari zat cair
karena gaya sentrifugal akan mengakibatkan timbulnya gelombang. Jadi, sejauh
ini, diperkirakan yang paling mungkin membentuk cincin-cincin itu adalah
bongkahan-bongkahan es meteorit.
Hingga 2006, Saturnus diketahui memiliki 56 buah satelit alami. Tujuh di
antaranya cukup masif untuk dapat runtuh berbentuk bola di bawah gaya
gravitasinya sendiri. Mereka adalah Mimas, Enceladus, Tethys, Dione, Rhea,
Titan (Satelit terbesar dengan ukuran lebih besar dari planet Merkurius) dan
Iapetus.