Asep Mukhlis M Abdulmanan
On 14 Feb 2014
Disebuah Desa terdapat
sebuah keluarga kecil (sebut saja keluarga Marhan). Marhan dan isitrinya
bernama Ani memiliki seorang putra bernama Candra, pria berusia 32 tahun yang
sudah dibujuk-bujuk oleh orangtuanya untuk lekas menikah karena usianya yang sudah
cukup tua.
DRAMA KOMEDI "CEPETAN NIKAH PUTRAKU"
DRAMA KOMEDI "CEPETAN NIKAH PUTRAKU"
iqbal : Marhan (Ayah)
trya : Ani (Ibu)
asep : Candra (putra Marhan dan Ani)
Candra :
Ibu kenapa terlihat murung gitu Bu?
Ibu :
Ibu pusing mikirin kamu, umur udah seusia gunung berapi tapi masih saja
ogah menikah.
Ayah :
Iya kamu tu nak, heran Bapak kenapa sih kamu nggak pengen-pengennya menikah
padahal kata ibu tadi usia kamu udah seumuran gunung berantai.
Ibu :
Gunung Berapi Pak
Ayah :
Oh.. iya, itu maksud Bapak, gungung berapi.
Candra :
Owww.. berarti gungung berapi itu semuanya usianya sekitar 30-an tahun ya
Bu/Pak? Berarti gunung-gunung berapi itu juga semuanya masih pada jomblo?
Ibu :
Ibu kurang tahu sih, tapi ngapain juga Ibu mikirin gunung, maunya Ibu yang
penting putra Ibu lekas menikah.
Ayah :
Iya, bener kata Ibu kamu. Kita nggak mau tahu soal gunung berantai. Yang
penting putra tercinta Bapak segera mendapatkan pasangan.
Candra :
Yaaa Ayah, berapa kali harus dibilangin?!
Ayah :
Ya makanya kamu segera menikah biar nggak banyak yang perlu kamu bilangin
ke Bapak.
Candra :
Maksud aku bukan itu Pak. Itu tu..
Ayah :
Itu apaan?
Candra :
Gungung berapi, bukan gunung berantai.
Ayah :
Oh.. iya, maksud Bapak gunung berapi.
Ibu :
Eh.. sudah sudah.. Can, kamu cepetan cari isitri ya? Nggak baik lo kalau
terus sendirian, lagian Ibu kan pengen punya momongan.
Candra :
Kan Ibu udah punya aku, ngapain masih mikirin momongan lagi?
Ibu :
Maksud Ibu itu, Ibu pengen punya cucu gitu.
Candra :
Yang lucu plus imut gitu ya Bu?
Ibu :
Iya. Yang imut, lucu dan suka makan sambal.
Ayah :
Ah .. Ibu ini, masak pengen cucu aja harus yang doyan ama sambal.
Ibu :
Terus kalau Bapak maunya yang bagaimana?
Ayah :
Ya yang tinggi gitu dong biar kelihatan perkasa!
Candra :
Tinggi Pak, emang setinggi apa?
Ayah :
Setinggi tiang listrik Can
Candra :
Oh.. gitu ya Pak, ya udah deh mulai sekarang Candra akan mencari pasangan
untuk saya jadikan istri, dan segera memberikan momongan buat Ibu dan Ayah,
yang lucu, imut, doyan sambal, dan tinggi kayak tiang listrik